Jumat, 10 Oktober 2008

MAAF

Kemarin siang saat berjalan kaki dari berbelanja, tiba-tiba saja bertabrakan dengan orang yang tidak di kenal. Dengan spontan kita langsung mengucapkan , “oh..maaf saya tidak sengaja, saya sedang terburu-buru”. Kata maaf terlontar begitu saja kita ucapkan dan kita perasaan bersalah pun terlihat dari wajah kita.

Malam hari pada saat menyiapkan makan malam, tiba-tiba kita bertabrakan dengan anak kita, tetapi kata-kata kita berbeda dengan apa yang telah kita ucapkan kepada orang asing tadi siang. Bukannya ucapan maaf tetapi makian yang keluar dari mulut kita. Tanpa merasa bersalah kita langsung pergi meninggalkan anak kita yang masih berdiri mematung di dekat pintu dengan mata berkaca-kaca. Dengan hati yang terluka anak kita berjalan menuju kamar dan menangis.

Dengan mudah kita mengucapkan kata maaf kepada orang yang tidak kita kenal, tetapi dengan anak atau keluarga sendiri kita jarang dan bahkan tidak pernah melakukan hal itu. Cobalah lihat di dekat pintu, di sana terlihat seikat bunga yang telah di petik oleh si buah hati yang akan diserahkan kepada kita. Dia mau memberikan bunga yang indah itu untuk kita. Dia ingin mengatakan bahwa bunga ini sangat cantik, secantik dan seindah senyum ibu. Dan lihatlah ke kamar, betapa kecewa dan terlukanya hati si buah hati atas perkataan yang telah kita ucapkan. Atas makian yang telah kita lontarkan kepadanya.

Dekati dan tanya kepadanya, “apakah bunga yang indah dan cantik ini untuk ibu? Ya..bunga yang cantik itu untuk ibu, ibu adalah bunga terindah dan tercantik yang telah di berikan oleh Tuhan kepadaku. Bahkan bunga yang indah dan cantik itupun tak sebanding dengan ibu” jawabnya. Lihatlah dia, begitu senang dan bangganya dia dengan diri kita.

Peluklah dia, dan mintalah maaf kepadanya. “Aku sudah memaafkan ibu sebelum ibu meminta maaf kepadakku tadi. Aku yang salah, aku yang menabrak ibu, aku ingin memberikan bunga itu untuk ibu. Sehingga aku berlari dari taman dan ingin segera memberikannya kepada ibu. Aku yang salah bu, maafkan aku ya??” Pintanya dengan air mata yang membasahi pipinya dan dengan wajah polosnya yang penuh harap dan rasa bersalah.

Belailah rambutnya dan tatap matanya. Mata yang bening dan tanpa dosa. Mata yang begitu indah dan sangat menyejukkan hati di kala kita merasa sedih, dikala kita merasa lelah setelah seharian bekerja. Katakan padanya, bahwa ibu sangat sayang dan mencintaimu. Maka dia akan mendekatimu dan memelukmu dengan sangat erat seolah tak mau melepaskan pelukannya.

Kadang dengan orang yang tidak kita kenal, dengan mudah kita mengatakan kata maaf apabila kita melakukan kesalahan. Tetapi apa yang terjadi apabila kita melakukan kesalahan dengan orang yang kita kenal? Atau bahkan dengan keluarga kita sendiri? Susah dan sangat sulit untuk mengucapkan kata maaf. Seolah kelu lidah kita untuk mengucapkan kata maaf. Atau gengsi dan merasa kita ini merasa orang paling benar dan tak pernah melakukan kesalahan?

Bercerminlah!

Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.

Tidak ada komentar: